
وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.’ Ibrahim berkata: ‘(Dan saya mohon juga) dari keturunanku.’ Allah berfirman: ‘Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim.'” (QS. Al-Baqarah: 124)
Dalam Surah Al-Baqarah, Allah SWT menyebutkan beberapa nabi pilihan-Nya dengan cara yang berbeda. Nabi Adam AS disebutkan sendirian, Nabi Nuh AS pun demikian, namun Nabi Ibrahim AS disebutkan bersama keluarganya. “Keluarga Nabi Ibrahim AS” sebuah penyebutan yang mengisyaratkan kemuliaan yang tidak hanya dimiliki oleh sang nabi, tetapi juga melingkupi seluruh keluarganya.
Kemuliaan ini erat kaitannya dengan peristiwa kurban yang kini menjadi momentum perayaan Idul Adha bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Ujian yang Melampaui Akal Manusia
Peristiwa kurban dalam keluarga Ibrahim mengisyaratkan banyak hikmah mendalam, terutama tentang hakikat berkorban yang sesungguhnya. Bagaimana mungkin kita, sebagai manusia biasa, dapat memahami ujian seberat ini?
Nabi Ibrahim AS, yang telah menanti selama 80 tahun untuk dikaruniai seorang anak, justru diperintahkan untuk mengorbankan buah hatinya. Siti Hajar AS dan bayi Ismail AS, yang telah berjuang di tengah gurun pasir yang tandus, ditinggal sendirian oleh Ibrahim yang pun tidak dapat senantiasa menemani mereka. Namun mereka diminta untuk mengikhlaskan hati dan melapangkan dada untuk mengiyakan perintah Allah SWT.
Tanpa mentalitas berkorban yang sejati berkorban dari segi ego, akal, dan perasaan manusiawi perintah yang demikian berat ini tidak akan pernah dapat dilaksanakan.
Ketaatan Selalu Baik di Mata Allah
Namun lihatlah, mereka melakukannya. Semua itu dilakukan semata-mata untuk membuktikan ketaatan mereka kepada Allah SWT demi Allah semata, tanpa pamrih.
Sebagaimana pesan yang disampaikan oleh KH Marzuki : “Ketaatan kepada Allah SWT adalah senantiasa hal yang baik.” Dalam bentuk apapun ketaatan itu diwujudkan, ia tetap merupakan suatu kebaikan. Sekalipun dari luar, peristiwa yang dialami keluarga Nabi Ibrahim AS terlihat berat dan menyayat hati, namun sekali lagi, ketaatan kepada Allah SWT adalah senantiasa hal yang mulia.
Inilah yang dibuktikan oleh keluarga Nabi Ibrahim AS melalui mentalitas berkorban mereka sebuah teladan abadi tentang bagaimana seharusnya seorang hamba berserah diri kepada Rabbnya.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 H
Taqabbalallahu minna wa minkum
Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
La ilaha illa Allah
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Wa lillahi al-hamd